Minggu, 03 November 2013

Sebuah Janji

Janjiku padamu tak pernah terucap. Kau pun juga tak pernah menagihnya.
Tapi aku tahu kau menginginkannya.

Sabarlah, semua ada waktunya.
Sementara semesta merencanakan konspirasi besarnya untuk kita, alangkah baiknya kita bersiap dahulu masing-masing.
Mengejar mimpi, tujuan, hasrat masing-masing.

Aku tak mau janji ini menghantui kita. Alangkah lebih baiknya janji ini kita bebaskan saja, seperti mengeluarkan burung perkutut dari sangkarnya. Biarkan dia terbang tinggi melihat dunia dan berkembang biak. Suatu saat, ia pasti akan datang kepada kita dan membawa berita baiknya. Bukankah lebih baik begitu?

Aku tahu kau ingin aku mengucap janji itu, tapi tidak sekarang.
Nanti pasti akan ada waktu yang lebih baik, saat kita sudah lebih arif, bijaksana terhadap diri sendiri maupun orang lain.

Semoga aku masih bisa menepati janji ini sebelum aku atau kau sudah tidak ada di dunia yang megah ini.

Mimpi?

Hari ini kembali diajarkan bahwa mimpi itu harus tak terbatas. Selama kita masih bisa bermimpi sesuatu maka mimpi itu pasti bisa diwujudkan. Mungkin cepat atau lambat.

Bicara mimpi, terkadang kita berada di satu titik bahwa mimpi kita tinggallah mimpi omong kosong tanpa ada usaha untuk mengejarnya lagi. Karena kita tau mimpi tersebut terlalu mustahil bagi kita.

Mimpi paling indah adalah pada saat kita menyadari bahwa suatu saat kita berhasil mencapai sesuatu hal yang pernah kita impikan menjadi kenyataan. Benar?

Mimpi paling buruk adalah pada saat kita bermimpi lalu kemudian menyadari bahwa mimpi itu adalah hal yang tidak mungkin kita lakukan. Salah?

Entahlah. Manusia terkadang terlalu terbuai oleh mimpinya sehingga sering berbuat kerusakan, tidak peka terhadap lingkungan, egois dan sebagainya. Tapi terkadang mimpi jugalah yang membuat orang tersadar dan kemudian mereka membangun hal yang baik, membantu sesama, membawa perubahan bagi orang-orang disekitarnya.

Mimpiku adalah semangatku, teruslah bermimpi, malaikat kecilku.

Senin, 21 Oktober 2013

Menggambar.

Hidup adalah menggambar. Dalam hidup itu kita diharuskan menggambar hubungan antar titik. Kita menghubungkannya dengan apapun yang kita punya. Jika diibaratkan, mungkin kita suatu saat akan menggambar garis hidup ini dengan spidol, krayon, pensil, pulpen, dengan warna-warna yang bermacam-macam. Atau mungkin dengan arang?

Tidak apa, janganlah malu jika gambar kita berantakan ataupun jelek. Karena tidak semua orang terlahir dengan bakat menggambar. Tetapi kita harus menggambar dengan semaksimal mungkin.

Jangan meniru punya teman sebelahmu. Ini bukan ujian 1 atau 2 jam. Tapi ini adalah ujian seumur hidupmu. Pikirkanlah baik-baik warna apa yang akan kau pilih dan pilihlah dengan bijak titik yang akan kau tarik ke titik yang lain sehingga menghubungkan suatu garis.

Jangan pakai penggaris, karena hidup ini sesungguhnya tidak ada yang lurus. Semua jalan pasti berujung pada belokan bukan?

Jangan pula kau menghapus atau menyesali garis yang sekiranya kamu rasa kamu tidak cocok. Menggambar itu bukan tentang menghapus, tetapi menyamarkan atau menyembunyikan garis atau titik yang kamu anggap kurang baik. Hiaslah ia dengan warna-warna cerahmu seperti toko permen. Tetapi kamu juga tetap harus mempunyai warna gelap. Karena menggambar itu harus seimbang komposisi antara warna terang dan warna gelap. Tidak ada gambar yang terlampau bagus karena semuanya berwarna cerah, begitupun sebaliknya.

Jangan takut jika kamu akan menggambar sendirian. Karena aku ada di sini untuk menggambar bersamamu.

Kamis, 19 September 2013

Ka Bogor

Hello!
Yap, liburan ini (agak) membosankan. Rencananya sih libur 2 minggu ini pengen keliling Jawa gitu sowan ke tempat sesepuh sama ngunjungin temen sekalian silaturahim. Dilalah ternyata rencana itu tidak terjadi, karena orang tua tidak mengizinkan...
Gak berani bantah deh kalo udah minta ijin dan gak diijinin, mendingan gak usah bilang. Harusnya sih gak usah bilang, tapi karena sowan ke tempat sesepuh udah pasti berkabar-kabaran ria. Jadinya gak ijin it's not the other option. So?

Kabur yang deket aja. Ka Bogor contohna (kata urang sunda). Sebagai anak yang bapaknya lahir di kota ini, agak gimana gitu kalo gak main ke Bogor. apalagi jaraknya lumayan deket yang bisa ditempuh dengan berbagai moda transportasi. Ada kereta, bis, pake mobil pribadi juga bisa naik motor pun boleh.
Semenjak tinggal di Jakarta, kayaknya kalo mau pergi kemana gitu yang transportasi umum bisa nyampe dan waktunya santai bakalan milih naik transportasi umum ketimbang motor/mobil. Mobil = macet. Motor = panas. Angkutan umum = naik langsung bobo ato ngeliat pemandangan apa gitu kek, udah ada yang nyetirin.

Jadi dengan begitu banyak alternatif pilihan transportasi ke Bogor aku pilih naik KRL (Commuter Line). Tau gak itu apa? Jadi KRL itu kereta listrik yang jalurnya pake jalur kereta biasa (antar kota beda provinsi) yang menghubungkan JABODETABEK dalam beberapa rute terpadu yang jadwalnya gak lama-lama amat kecuali ada problem yaa.. (definisi sendiri)
Kesan pertama memulai perjalanan dengan KRL adalah seru, seperti mencaoba mainan baru, masih buta peta kekuatan musuh kalo kata pelatih tim sepakbola.

Oke, pertama adalah memesan tiket. Tiketnya udah bukan tiket kertas yang dirobek sekali pake gitu. Sekarang udah canggih. Pertama ke loketnya ditanyain udah punya tiket multi trip belom, trus itu bilang sama petugasnya tujuan stasiunnya mau kemana. Ntar dia yang bilang harganya berapa. Seharusnya sih ada daftar harga antar stasiun, tapi tadi gak liat deh, mungkin dia main petak umpet kali. Sudah bayar, ntar dikasi tiket bentuknya seukuran kayak KTP dan kawan2 jadi bisa dimasukkin ke dalam dompet. Nah nanti sebelum masuk ke peron harus tap dulu di mesinnya. Ntar kalo misalkan ada masalah ada petugas yang bantu kok, tenang. Udah deh, tinggal ke peron nungguin kereta, foto-foto kalo bawa kamera atau ngecharge gadget yang sedang low battery juga bisa, dan gratis. Cuman yaa mesti ngantri atau nungguin di tempat chargernya, kalo gak ya hilanglah sudah...

Karena tadi bawa kamera DSLR (emang niat) (minjem) jadinya berburu fotolah di stasiun. Stasiun banyak spot foto bagus, contoh jam gede yang biasanya menggantung di pinggir peron, memberikan kesan 'ini sudah jam segini, kamu telat!' atau 'lama banget sih, jam karet nih anak' atau 'tak tahukah kau sudah sedemikian lama aku menunggumu'....
Oke, lanjut!

Kemudian keretanya dataaaang..
Karena tadi aku pergi pas jam kantor sih tapi bukan rute yang 'rush' jadinya agak sedikit lega.
Jam peron menunjukkan pukul 8.30 am kemudian kami meluncur ke arah selatan ke arah Bogor. Ada 20 stasiun yang harus kita lewati dalam perjalanan dari stasiun Juanda ke stasiun Bogor. (gak harus dari Juanda, dari tempat terdekat juga boleh, siapa tahu lebih deket). Oke waktunya tidurrrr.....

Ternyata gak bisa.
Sebagai cowo yang duduk dekat pintu sudah seharusnya memberikan kursi kepada ibu-ibu yang sedang butuh kursi untuk melepaskan ketegangan otot kakinya maka aku bolak-balik duduk-berdiri. It's okay. No problem kok buk.
Perjalanan menempuh 20 stasiun ternyata memakan waktu 1 setengah jam, aku gak berekspektasi begini, kukira cuma setengah jam gitu, jadinya lupa bawa buku kalo bete gitu, biasanya sih bawa, cuma ya itu tadi gak kepikiran. Oke.

Sampe di stasiun Bogor keluar dari stasiun trus nanya sama amang jualan rokok kalo mau ke kebun raya bigimana, dia bilang naik nomor 2 warna ijo. Okelah, tapi kok semua angkot warnanya ijooo??!!
Oh iya nomor 2. Tak lama kemudian angkot nomor 2 pun muncul dan langsung kutanya lewat kebun raya apa gak, dia bilang iya, oke aku naik. Duduk didepan biar nemenin amangnya ngobrol.
Eh, kadang supir-supir gitu asik lho diajak ngobrol dan mereka terkadang butuh teman 'curhat' , trust me, kamu akan dapat banyak informasi tentang keadaan geografis, demografis, isu terhangat, kondisi kota dan segala macam hal yang kamu kepo bisa tanya ke dia. Aku lebih milih bergaul sama supir dibanding sama yang di warkop, bukan bermaksud apa-apa, tapi hanya soal selera. Kalo di warkop kan diem doang, statis, kalo sama supir kan bisa sambil lihat pemandangan jadi gak bosen.

Daaaaan, sampailah di kebun raya Bogor. Gate depan dan dinding depannya bagus, ada arca apa gitu lupa keliatan kok baru dicat ulang lagi. Masuk kebun raya bayar 15 ribu bagi turis domestik, 25 ribu bagi turis asing, dan lagi-lagi ada tempat buat ngecharge, gratis. Udah 2 ya nemu tempat charger gratisan *catet*.
First impression : adem, tenang, teduh, udaranya seger. Padahal kebun raya ini tempatnya di tengah-tengah kota Bogor. Bogor kan terkenal macet gegara angkotnya banyak dan suka ngetem. Polusinya pasti banyak. Tapi disini kayaknya gak ada tuh. Mungkin karena pohonnya banyak dan segede-gede bagong makanya gak ngepek.

Trus bingung mau kemana..... Yasudahlah, biar langkah kaki ini saja yang menentukan. muter-muter-muter nyari spot buat difoto yang bagus dan gak dapet foto sendiri padahal banyak spot yang keren, karena gak ada temen.... Tapi gakpapa, itu tandanya ntar harus kesitu lagi bersama ituuuu siapa kek yang biasanya nemenin kalo jalan-jalan? Fufufu. Kebun Raya Bogor dibangun tahun 1800 sekian oleh Belanda. Belanda aja udah tau taun segitu Bogor spot tempat yang asyik dan syahdu. Maka sama Belanda dibangunlah rumah peristirahatan buat para Jendral-Jendral nya di sini dilengkapi dengan taman yang luasnya bisa buat main 3 pertandingan bola sekaligus.

Mungkin kalo Belanda gak bangun Kebun Raya Bogor ini, kita gak bakal punya tempat yang bisa dibanggakan dari Bogor, gak ada yang namanya Istana Bogor. Secara orang Indo...... Sudahlah..
Ciri khas dari bangunan Belanda atau jaman dulu adalah : halamannya luas.
Mungkin halamannya luas buat bikin party kali ya? Au ah.

Enaknya, di sekitar halaman ada kolam. Namanya Kolam Gunting karena bentuknya seperti gunting. Luasnyaa....... cukup lah buat mancing ikan dan berenang sampe tumbuh sisik. Mungkin dulu dipake berenang sama orang Belanda sekarang mah gak boleh atuh. Pohon-pohon yang tumbuh juga ditaksir umurnya juga cukup uzur, bisa dilihat dari lingkar pohon yang 1 pohonnya membutuhkan minimal 2 atau 3 orang dewasa. Tapi bagus, karena pohon yang kayak gini nih yang nyerap banyak polusi dan mengubahnya menjadi oksigen.

Aku gak mengunjungi seluruhnya karena capek. Serius capek saking gedenya, mungkin baru sepertiga yang sudah kujelejah. Ada penyewaan sepeda sih, tapi kok ya lagi gak mood kayuh-mengkayuh. Akhirnya setelah dapet lumayan banyak foto yang bagus, aku putuskan untuk pulang. Liat jam tangan baru jam 11.45, dih nanggung amat mau pulang. Maka ketika keluar ditunjukkanlah harus kemana melalui spanduk kecil bertuliskan "Taman Safari".

Oh, dem! Tuhan memang selalu memberi kita petunjuk. Maka bertanyalah aku pada amang rokok di sekitar situ bagaimana caranya ke Taman Safari. Katanya naik nomor 2 warna ijo lagi, tapi turun di Sukasari, trus ganti angkot warna biru jurusan.... errr lupa... pokoknya naik warna biru ajadeh. Sebelum naik ada baiknya tanya dulu lewat Taman Safari apa gak. Setelah deal baru naiiik...

Sudah naik trus bayar, amangnya bilang '7 ribu aa'' aku : kok mahal banget ya? apa jangan-jangan ditipu? tapi yasudahlah, namanya mau have fun, kasi aja. Tukutukutukutuk jalan ternyata macet, macet macet gak penting sih, kayak angkot yang ngasih kembalian lama dipersembahkan penumpang yang membayar dengan uang gede, jadinya gitu deee..

Jam 1.15 sampe di bawah pintu masuk Taman Safari, karena laper mari kita makan dulu...
Selese makan, jam 1.45 start jalan kaki dari bawah mau ke atas *sok kuat* , sampe di jalan belum 1/8 jalan udah nyerah sama angkot yang lewat dan akhirnya ikut dia sampe ke atas. Kalo hari biasa sepi banget, kalo hari minggu kata amangnya rame banget. Kebanyakan bis-bis pariwisata yang datang kalo weekend. Sampe di atas leha-leha bentar muter-muter trus ke loket.

Sampe di loket.. JEDENG! TIKET MASUKNYA MAHAL AMAT! 160 RIBU!
Udah capek-capek macet, perjalanan ke atas seperberapanya tadi pake jalan kaki, sampe atas ternyata.....
Oke, kita tenangkan pikiran dahulu di Musholla. Barangkali dapat hidayah setelah ini.
Setelah solat, pikiran tenang, tubuh rileks, dan ngantuk...
Cuacanya dan tempatnya mendukung banget sih... Tapi kita harus pulang..
Karena udah ngitung berapa jam dari sini sampe ke rumah maka mari kita kemon!

Lain kali saja ya nak kita ke Taman Safari, mungkin bisa ajak ortu supaya dibayarin gituu..
Eits, tapi sepanjang jalan turun yang masih ada hutannya pemandangannya foto-able kok. Setelah puas foto pemandangan mari kita turun dan kembali ke Bogor dan kembali ke Jakarta.
Yah, udah harus balik lagi, mengapa waktu berputar cepat sekali...
But, the show must go on, maka pulanglah aku tanpa membawa buah tangan maklum namanya juga jalan-jalan ngirit hehehehehe..

Dari bawah jam 2.45 aku nyari angkot untuk turun, angkotnya masih sama warna biru juga. Di jalan gak ada hal yang menarik untuk diceritakan. Sampe di stasiun Bogor jam 4.15. Setelah itu langsung isi ulang tiket KRL yang tadi udah dibeli, modelnya kayak refill gitu. Nunggu 10 menitan keretanya berangkat, cari tempat duduk yang pewe, ngelamun-ngelamun bentar akhirnya sukses tertidur.............

Bangun-bangun udah di Stasiun Manggarai, udah deket, tinggal 3 ato 4 stasiun lagi. Untung tidurnya gak kebablasan, kalo kebablasan kan repot. Jam 5.45 sampai di Stasiun Juanda lagi, trus bingung tiketnya mau dituker apa gak ya, kayaknya lebih keren kalo disimpen dan dijadikan kenangan deh. Okelah, kemudian pulang pake transjakarta dan seperti biasa, nunggu lama dan macet. But I enjoy it.

Moral of the story :
- Selalu bawa uang tunai lebih pada saat bepergian, kita gak tahu ada keadaan darurat apa yang sewaktu-waktu bisa menimpa kita.
- Pelajari percakapan sederhana pakai bahasa sekitar, selain enak ngobrol, juga bisa dipake buat nawar harga.
- Kalo mau buat itinerary perjalanan biar gak bingung mau kemana abis dari tempat ini, tapi terserah sih kalo mau go show aja.

See ya!


-F-

Sabtu, 10 Agustus 2013

SELAMAT IDUL FITRI

MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN.

Mohon maaf ya teman kalau ada kata yang sering kurang berkenan di telinga kalian
Mohon maaf jika ada perbuatan yang terkadang di luar batas dan pedas di mata
Mohon maaf jika ada apapun yang terasa tidak pas di hati teman sekalian
Maaf, karena aku hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan.

Semoga setelah ini, setelah kita ditempa selama sebulan di bulan Ramadhan yang suci ini kita bisa memperbaiki diri kita kearah yang lebih baik. 
Selamat Idul Fitri, semoga kita kembali ke fitrah kita yang sesungguhnya.

:)

Kamis, 25 Juli 2013

Apa?

Sebenarnya salah gak sih kalau semua beban pikiran di pikirkan sendiri?
Semua pekerjaan dikerjakan sendiri?
Semua perasaan di pendam sendiri?

Bukan bermaksud untuk menolak untuk berbagi, tapi pada akhirnya jika dibagi semua akan berantakan, tidak bisa selesai tepat pada waktunya, hasilnya tidak sesuai dengan keinginan.
Memang kita harus memiliki toleransi kepada orang lain (seandainya) dibagikan ke orang lain, tapi untuk kali ini mungkin tidak.

Sebuah keputusan itu relatif. Tergantung dari sudut mana kau melihatnya. Apa yang menurutku benar belum tentu benar juga menurut (kata) orang. Keputusan kita sendiri kita juga yang menjalankan, jadi ya tanggung sendiri. Masalahnya adalah kita tidak hidup sendiri. Ada beberapa orang yang bergantung atau setidaknya memberikan kepercayaan dan harapan kepada kita. Terkadang keputusan kita dipengaruhi oleh beban ini.

Pada akhirnya aku mencoba menebus kesalahan yang sudah aku perbuat dengan berusaha memberikan yang terbaik kepada beberapa orang yang memberikan kepercayaan dan harapan kepadaku. Dengan kata lain kesempatan kedua.

Sabtu, 22 Juni 2013

Efek Domino

Hello!
Yak, karena aku sedang bosan dan suntuk belajar anapersil untuk ujian pada siang ini jam 1 siang, maka aku putuskan untuk menulis sebuah pendapat tentang hal penting yang terjadi tadi malam. Kenaikan harga BBM.

Mengapa ini penting? Karena semua orang butuh BBM. Semua proses bisnis butuh BBM. Rakyat kecil ataupun rakyat besar butuh BBM. (Mungkin) tidak ada orang di dunia ini yang tidak membutuhkan BBM.
Oke, mari kita bahas. 

Mengapa (akhirnya) pemerintah menaikkan harga BBM? Karena negara sudah tidak kuat lagi untuk berutang kepada organisasi keuangan dunia untuk memberikan subsidi bahan bakar bagi seluruh rakyat Indonesia. You know lah Indonesia gedenya segede gaban. Belum lagi bentuknya yang kepulauan yang membuat transportasi menjadi terbatas. Kalaupun ada harganya mahal. Kasus kelangkaan BBM pun salah satu faktornya adalah ini : distribusi. Jauhnya dan keterbatasan jalan untuk menuju suatu tempat menyebabkan harga di beberapa wilayah Indonesia menjadi mahal melebihi harga jual aslinya. 
Wajar, ini sudah hukum ekonomi. Semakin langka suatu barang di suatu daerah maka akan semakin mahal harganya. 

Jika Pemerintah tidak menaikkan harga BBM, maka kita akan mengutang lagi dan lagi dan lagi. Perandaian saja, sebagai pribadi anda tidak suka mengutang kan? Kecuali kalau anda......... sudahlah. Yak, tidak ada orang yang hidup tenang dari mengutang. Selalui dihantui oleh rasa ingin segera cepat melunasinya. Sebagai bangsa dengan track record sebagai salah satu negara pengutang tidakkah anda merasa malu? Tidakkah anda merasa ingin membantu negara ini dari kesulitan utang yang menjeratnya? Pernahkah anda berfikir apa yang sudah negara ini perbuat untuk anda, dan apa yang sudah anda lakukan untuk negara ini? 

Dengan menaikkan harga BBM dari Rp. 4500 ke Rp. 6500 yang naik Rp. 2000, sebenarnya negara ini (masih) tetap mengutang. Cara supaya terlepas dari utang? Kesadaran diri. Masyarakat kelas menengah ke atas seharusnya lah yang sadar diri. Bukankah anda sering melihat bahwa banyak kelas menengah ke atas yang notabene mampu membeli BBM yang tidak disubsidi tapi tetap membeli BBM yang disubsidi pemerintah yang notabene itu adalah hak rakyat kecil? Jika anda membaca tulisan ini ingatkan kepada diri sendiri, teman, saudara, kerabat dan sebagainya agar menggunakan BBM yang tidak disubsidi pemerintah jika mereka mampu untuk membeli yang tidak disubsidi. 

Iya, aku tahu memang harganya lebih mahal. 1 liter BBM yang tidak disubsidi bisa membeli 2 liter BBM yang disubsidi pemerintah. Kebanyakan orang berpikiran bahwa mereka lebih senang membeli yang murah karena mendapatkan yang lebih murah dan lebih banyak. Wajar, karena ini prinsip ekonomi. Tapi tahukah kalian, bahwa sebenarnya BBM subsidi itu bukanlah jatah bagi kalian yang (merasa) mampu? Itu adalah jatah rakyat kecil. Definisi saya tentang rakyat kecil adalah seseorang yang penghasilannya sama dengan atau kurang dari UMR di suatu daerah dia tinggal. Anda tentukan sendiri definisi anda. 

Masalahnya, orang yang berteriak menolak harga BBM dinaikkan sebagian (besar) adalah perokok. Saya beni akan hal ini. Harga rokok naik mereka tidak masalah. Harga BBM naik mereka mengamuk. Daripada uang mereka untuk membeli rokok bukankah lebih baik untuk membelikan BBM? Dengan harga sebungkus rokok yang sekarang berkisar Rp. 10.000 - Rp. 15.000 bukankah mereka bisa mendapatkan 2 liter BBM dibanding sebungkus rokok? 

Negeri ini bukan dikendalikan oleh Presiden kita, tapi negara lain. Sebuah konspirasi besar dan jahat sedang mencengkeram negeri ini. Pendapat saya : negeri ini dijadikan lahan bagi penguasa dunia yang tamak dan serakah dan kemudian mereka membentuk aliansi yang saya tidak tahu namanya, yang jelas mereka adalah perampok negeri ini. Pejabat negara, orang-orang penting, beberapa ekonom negeri ini adalah mungki kaki tangan mereka dalam usaha menjadikan negeri ini sebagai mesin penghasil uang mereka. Bisnis mereka adalah negara. Mengerikan. 

Yang aku amati : Mengapa proyek monorail seperti tersendat-sendat? Padahal jika monorail dibangun dengan bagus dan berkualitas dampaknya akan banyak berguna bagi masyarakat. Setidaknya untuk warga Jakarta yang direncanakan akan dibangun Monorail. Jika monorail dibangun maka akan lebih banyak lagi warga yang bisa mobilisasi secara cepat dan efisien. Sayangnya ada beberapa pihak yang tidak senang dengan hal ini. Izin dipersulit, proposal digadang-gadang, hanya wacana yang terus dibuat. Realisasi nol besar. Tahukah kamu jika proyek Monorail ini terlaksana dan selesai dengan baik maka warga Jakarta akan beralih menggunakan transportasi umum dibanding kendaraan pribadi. Aku pribadi jika proyek Monorail ini sukses, aku akan menggunakan ini sebagai alat transportasi di Jakarta. Orang tidak perlu lagi repot bermacet ria, menghabiskan waktu, tenaga dan yang paling penting BBM. 

Ketika proyek ini mulai dicanangkan ada pihak yang tidak senang. Yak, mereka adalah perusahaan kendaraan bermotor. Jika proyek ini terealisasikan maka akan dipastikan jumlah penjualan mereka akan menurun. Aku yakin. Penjualan mereka turun keuntungan mereka akan turun. Perusahaan seperti ini tidak peduli Jakarta akan semakin macet, yang penting keuntungan mereka bertambah. Jika perusahaan kendaraan bermotor tidak laku begitupun dengan suku cadang kendaraan. Demikian juga bengkel-bengkel pinggir jalan yang tumbuh subur di negeri ini. 

Perusahaan kendaraan bermotor yang mempunyai modal yang sangat besar ini mungkin telah memaksa beberapa antek untuk mempersulit proyek pemerintah yang baik bagi masyarakat menjadi hanya sebuah wacana yang tidak jelas kapan realisasinya. Semua pihak akan langsung terkait begitu 1 hal terjadi. Inilah "Efek Domino". Efek yang tidak bisa dihindari, tapi bisa diakalin, bisa juga tidak. Tergantung bagaimana kita bersikap. Bersikap sebagai warga negara yang mau membantu negara ini atau justru malah memberatkan negara ini. 

Pilihan ada ditangan anda. Jika mau membantu maka sadar dirilah, jika tidak siap-siap saja negeri ini wasalam. Tapi selalu ada titik terang dalam sebuah kegelapan sekalipun. Apakah titik terang tersebut. Aku berani bertaruh itu adalah sikap kita. Tanpa sikap yang baik kita tidak akan bisa menjadi warga negara yang baik, dan tanpa warga negara yang baik tidak ada negara yang baik. semua dimulai dari diri sendiri. Tidak usah menoleh kesamping dan kebelakang, itu hanya akan mempengaruhi kita. Fokus saja melihat kedepan, lihat apa yang bisa kita lakukan kepada negeri ini. Jangan keburu pesismis dengan pemerintah kita yang bobrok. Yang jahat akan mendapat hukumannya, dan yang baik akan mendapat jatahnya. Semua sudah ada yang mengatur. Jadi? Introspeksi kepada diri sendiri kemudian mengarahlah kepada arah yang baik menurut anda. 

Have a great weekend!

Kamis, 20 Juni 2013

Sebuah Jalan

Hello!
Lama sudah aku tidak bersua disini. Terakhir kali aku bersua disini rambutku masih gondrong ala barbie gitu, tapi gak pirang.... Sekarang udah dipotong, jadi tambah ganteng ( kata generasi tua) , yah! sayang banget dipotong, bagusan gondrong! ( kata generasi muda) . Yah, hidup kita memang selalu aja ada yang gak setuju dengan yang kita lakukan. But, semuanya kembali lagi ke kita kan? :p

Rambut pendek enak juga sih, gak usah sampoan tiap mandi, paling juga seminggu sekali.........
Gak deng, 2 hari sekali, gak deng, tiap hari lah! Trus juga abis mandi gak usah sisiran udah ganteng, kalo dulu mah rempong. Tapi ada kekurangannya juga sih. Seperti jadi gak gampang dicari lagi, padahal kan enak kalo misalkan jalan bareng trus bikin meeting point nya dimana jadinya kan mudah ditemui, sekarang udah gak. Gak bisa lagi ngisengin temen dengan pura-pura jadi bencong dengan rambut dikuncir "Tomb Rider". asli hina banget -___-
Sudahlah, itu semua bagian dari sejarah hidup kita, kita harus bersyukur. Alhamdulillah.
Tahun depan juga udah gondrong lagi, LAH........

Banyak sekali yang sudah terjadi sejak terakhir aku bersua disini, banyak jalan-jalan juga yang belom sempet kutulis di sini, ke Jepang, Ciater, dan Sweet Escape ke 3! Pengen rasanya bercerita banyak tentang itu semua, tapi apa daya, inspirasi belum menghampiri, semoga setelah menulis postingan ini inspirasi itu datang kembali, seperti sediakala, seperti saat memulai kembali membangunkan blog ini setelah tertidur sekian lama.

Kita terkadang emang suka gak sadar bahwa kita punya banyak potensi yang bisa kita gali dalam diri kita. Akhir Maret kemaren aku ikut les Russia. Les dimana? Les sama temennya temen yang kuliah sastra Perancis. Ribet gak? Gak kan? Yah, jadi emang gak ada yang namanya kebetulan. waktu itu lagi ngumpul bareng setelah sekian lama kami tidak berkumpul, kemudian cerita macem-macem sampai akhirnya aku bertanya kepada mereka "Kalo kursus bahasa asing lain selain Inggris enaknya bahasa apa ya?" Inggris udah belajar dari TK, Jerman udah waktu SMA walaupun lupa dikit tapi setidaknya udah pernah belajar lah, dan akhirnya tiba-tiba aku nyeletuk bilang "Russia gimana?" Semua pada diem.

Lalu si Dina tiba-tiba jawab "Aku punya temen lulusan sastra Russia" Aku langsung bilang "Serius, Din? Dia pun menganggukkan kepalanya. Akhirnya aku minta kontak temennya Dina dan langsung coba hubungin. FYI dia lebih tua 3 sampai 4 tahun dari aku. Setelah basa-basi aku ngomong kalo aku mau belajar bahasa Russia, dan akhirnya kami menentukan tempat belajar kami adalah di kosan Dina karena posisinya strategis, ehm, gak strategis juga sih karena dia rumahnya di Bogor dan aku di Jakarta Utara, sementara kosan Dina itu di Jakarta Timur. Tapi dia gak masalah, oh ya nama temennya Dina adalah Tyas, tapi aku manggilnya Kak Tyas karena lebih tua dariku.

Kita sepakat kalau mau belajar harus ngasi tau dulu soalnya Kak Tyas Senin sampe Jumat juga kerja jadi mesti janjian dulu kalau mau ngeles. Minggu pertama belajar Russia : Belajar Huruf. Ini huruf apa? Emang ada manusia yang bisa baca huruf kayak gini? Setelah 1 sesi belajar udah mulai me-lafal-kan beberapa tulisan dalam bahasa Russia. Yah lumayan buat newbie. Minggu kedua masih sama yaitu belajar hurufnya lagi, sambil coba ditulis dan ngarang beberapa kata atau kalimat trus diterjemahin hurufnya satu-satu ke huruf "Kiril".

Well, nampaknya aku mulai jatuh hati pada bahasa ini. Selain karena aksennya yang kedengaran aneh tapi asik kalo didengar, but mungkin untuk beberapa orang. Mungkin karena aku suka hal yang gak terlalu disukain banyak orang atau orang lain jarang ada yang memilihnya. I have my own style. Memilih belajar bahasa yang belum tentu bisa dapet pengajar yang enak dan klop. Oh ya, aku belajar sama Kak Tyas bersifat privat. Tapi bayarnya lebih murah karena kenal dengan teman semendiri. Dan dia baru pertama ngajar bahasa Russia kepada orang lain setelah lulus dari kuliah. Betapa beruntungnya aku, Alhamdulillah. Semuanya emang gak ada yang kebetulan. Asal ada kemauan pasti ada jalan.

Seperti sekarang, setelah mempelajari bahasanya aku berpikir kenapa gak coba tinggal disana. Apapun jalannya kalo emang niat dan berusaha kesana pasti jadi. But, jalan itu masih panjang. Ibarat bangun jalan ini masih merancang blueprintnya, masih gambar petanya, masih ngeliat dari udara, mempelajari tekstur tanah yang akan dibangun jalan nantinya. Ketika jalan ini sudah jadi maka jalan ini akan terhubung dengan jalan yang lain lagi yang bisa membawaku kemana saja. Karena jalan ini tidak ada ujungnya selama kita masih berusaha membuat jalan itu. Jalan itu terkadang bukan hanya jalan untuk kita. Terkadang kita harus berbagi jalan dengan orang lain, tidak masalah, karena dalam perjalanan pun kita terkadang butuh teman. Siapa yang tidak senang dalam perjalanan mempunyai teman? Apalagi kalau teman tersebut dapat memberi informasi yang berguna, kita bisa sharing, saling membantu dan mungkin, menjalin hubungan? :p

Minggu, 03 Februari 2013

Bingung mau ngasi judul apa

Well, tujuan postingan ini cuma pengen cerita tentang macem-macem hal yang aku lewatin selama dari aku terakhir nulis awal Desember lalu.
Selama ini aku lagi sibuk ngerjain tugas dan juga project buat UAS, jadi harap maklum yaa..
Ini juga ditulis pas lagi iseng gak ada kerjaan malam minggu yang hari Senin nya libur jadi gak terlalu dikejar sama jadwal UAS, aku ada UAS lagi hari Selasa, Rabu dan Kamis.

Kita balik ke Desember. Desember. Apa ya? Bulan terakhir dalam siklus kalender tahunan, dimana banyak orang yang merenung tentang apa yang sudah ia perbuat selama setahun ini, apakah kemajuan yang berarti atau kemunduran yang terus menerus atau tetap jalan ditempat layaknya senam pagi pas pelajaran olahraga? Setiap orang mempunyai pengalaman masing-masing pada tahun 2012 dan berusaha untuk meningkatkan apa yang perlu ditingkatkan, mengurangi apa yang perlu dikurangi dan masih banyak hal lain yang diharapkan orang di tahun berikutnya : 2013.

Akhir tahun 2012 dan awal tahun 2013 bagiku adalah saat yang seru. Kenapa? Karena pada saat malam tahun baru semua orang di rumah bisa berkumpul bersama, meninggalkan berbagai aktifitas dan rutinitas yang menjemukan yang membuat diri kita seolah menjadi robot. Momen masak bersama, nonton tv, main kartu, main ps, ketawa-ketiwi, ngobrol ngalor-ngidul gak jelas sampe pagi adalah momen yang gak setiap hari kamu lewatin. Dan aku merasa sebagai anak perantauan yang tinggal jauh dari orangtua walaupun disini aku tinggal dengan keluarga juga (Bude) tapi tetap saja aku merindukan momen berkumpul bersama berempat. Ya, sebuah kombinasi mematikan dari kami berempat, hehehe..
Karena kewajibanlah aku tidak bisa melewati momen ini bersama mereka.

11 Januari Pakde San ulang tahun. Semua orang sibuk mempersiapkan kejutan untuk beliau. Beliau adalah sosok yang mempunyai kharisma yang tinggi khas seorang pemimpin, tegas tetapi mencintai kita semua. Beliau adalah orang yang keras, tapi dari sikap beliau yang keras itulah kami bisa mengerti bahwa beliau mencintai kita semua dan tidak mau terjadi sesutau kepada kita. Beliau begitu dihormati. Keluarga, karyawan pun sibuk mempersiapkan kejutan yang diadakan di kantor beliau di daerah Galur, Jakarta Pusat. Aku sendiri ikut turun tangan dalam hal ini, tapi tidak bisa membantu terlalu banyak karena aku tidak mau jika aku ikut turun tangan maka akan memperibet pekerjaan dari para karyawan tersebut. Jadinya aku datang pagi dan mengawasi bagian katering. Tapi sayangnya aku tidak bisa ikut acara ulang tahun di kantor hari itu, karena itu hari Jum'at dan aku kuliah dari jam 1 sampe jam 5. Yasudahlah. Ntar kan dirumah ketemu lagi buat ngucapin selamat ulang tahun beserta doa-doanya.

Januari adalah bulan yang hebring, sibuk, seru, banyak canda tawa, tapi juga menyisakan goresan di hati. Di bulan Januari aku jadi tau apa yang harus aku kejar untuk tahun ini. Goal-goal apa yang dari kemaren belum kesampean yang mungkin dikerjakan tahun ini akan aku kerjakan. Impian-impian tentang tempat-tempat yang pengen aku kunjungin semuanya sudah terbayang lengkap di kepala tinggal dieksekusi aja waktunya kapan.

Setahun ada 12 bulan. Telah kita lewati 1/12 nya. Masih ada 11 bulan berikutnya bagi kita untuk mencapai resolusi kita untuk tahun ini. Jangan biarkan diri kita bermalas-malasan untuk mengejar impian-impian kita. Karena kita hidup dari impian-impian kita. Jika kita tidak mempunyai impian maka kita akan mati. Teruslah belajar, belajar apapun, belajar yang tidak terpaku hanya pada satu jurusan yang kalian dalami saja tapi juga belajar untuk hidup di dunia yang terkadang baik dan terkadang jahat sama kita ini. Jangan lupa untuk bersyukur. Kita sering kali lupa untuk bersyukur, bersyukur atas nikmat yang telah Tuhan berika kepada kita berupa macam-macam yang kita tidak bisa sebutkan satu-persatu.

Semakin dewasa aku semakin sadar bahwa waktuku hidup di dunia  ini hanya sebentar. Sebentar lagi aku berumur 20 tahun. Dalam dekade ini mungkin akan banyak hal yang terjadi yang akan membawa perubahan yang besar dalam hidupku yang akan menentukan masa tuaku nanti. Lulus kuliah, pekerjaan, menikah, punya anak, punya cucu dan akhir tujuan hidup kita : kembali ke dalam tanah.
Semakin dewasa aku semakin sadar bahwa keluarga itu penting. Sudah tidak bisa melihat mereka setiap hari. Hanya bisa mendengar suara mereka seminggu sekali atau melalui video call yang terkadang koneksinya yang amburadul. Tapi, dari sini aku bisa menarik kesimpulan : semakin kita dewasa, semakin sayang kita kepada orang tua. Kita mulai mengerti peran dan tanggung jawab yang kita emban sekarang adalah proses untuk menjadi seperti mereka atau melebihi mereka agar kita bisa bersiap untuk mempunyai keturunan nanti.

Semakin dewasa juga semakin sadar bahwa sahabat adalah keluarga yang kita pilih. Mereka adalah seseorang yang berbeda bapak dan ibu tetapi kita mempunyai chemistry yang sama yang membuat kita bisa tetap klop selama bertahun-tahun. Masalah? Pasti ada. Tapi dengan kedewasaan kitalah yang membuat masalah itu cepat selesai dan tidak terlarut-larut. Sahabat. Bergantian kita menghina, mengolok, bercanda, berkelahi namun pada akhirnya kita akan kembali akur seperti tidak ada yang terjadi.

Tulisan ini adalah pemanasan awal tahun setelah gak nulis sebulan lebih. Eh, efeknya lumayan lho, jadi bisa ngetik cepet lagi, hehehe.. Postingan selanjutnya setelah ini mungkin akan postingan tentang jalan-jalan kayak biasa atau postingan renungan kayak gini. Yang mana pun kayaknya bukan masalah kan asal menarik untuk dibaca? :)

Ah tapi suka-suka ah, hidup itu gak seru tau kalo segala sesuatunya bisa diprediksi. Yasudahlah, tunggu saja kemunculan aku lagi di postingan berikutnya. See you around guuuyyyssss!!