Minggu, 12 April 2015

Gimana?

Ada satu titik dalam hidup dimana kamu capek sama semuanya.
Berpura-pura baik-baik saja padahal tidak.
Bosan dengan semua rutinitas yang itu-itu saja.
Yang dulu menjadi zona-tidak-nyaman pun sudah menjadi zona-nyaman.
Sehingga tidak ada tantangan.

Aku ingin pulang.
Entah kemana.
Tapi, pulang tidak selalu ke rumah.
Rumah bukan tempat pulang, setidaknya untuk saat ini.
Setidaknya tidak dengan perasaan ini.

Kadang aku ingin tinggal di Skandinavia.
Bebas melihat Aurora pada saat-saat tertentu.
Berlayar dalam kedinginan.
Belajar dalam kedinginan.
Kedinginan abadi.
Padahal aku (mungkin) punya riwayat tidak tahan dingin.

Sama sajalah.
Di gurun juga gitu.
Panas, debu, silau.
Tapi,
Setidaknya di gurun kamu bisa teriak sesukamu.
Bla bla bla.

Jika manusia punya sayap, pasti keren.
Pesawat tidak laku, buat apa?
Bisa balapan terbang.
Bisa melihat dunia dari sudut yang mungkin tidak pernah kita lihat sebelumnya.
Namanya juga mengkhayal.
Gratis.

Nah, aku tidak jadi ingin pulang.
Masih ingin bertualang.
Masih ingin merasakan kelaparan selama perjalanan.
Masih ingin merasakan kedinginan selama perjalanan.
Masih ingin merasakan kepanasan selama perjalanan.
Sepertinya aku masih punya alasan untuk tidak pulang sekarang.

Eh, kamu mau ikut?