Senin, 27 Oktober 2014
Engkau
Aku tahu. Semua ini rencana-Mu. Aku pernah bilang bahwa Engkau Maha Bercanda. Engkau memang Maha Bercanda. Engkau mengajariku bagaimana berkomunikasi lebih dekat denganmu tanpa harus ibadah rutin 5 kali sehari, kau ajarkan dengan cara aku hampir mati terkena hipotermia. Engkau mengajarkanku untuk tidak menyerah, dan ketika aku tidak menyerah, aku hanya bisa diam, luar biasa buah tidak pernah menyerah. Engkau ajarkan aku bagaimana caranya untuk ikhlas, tidak semua yang aku inginkan bisa aku dapatkan, atau mungkin belum saatnya, dan dengan cara yang menurutku: bercanda. Engkau mengajarkan padaku bahwa bumi ciptaanmu ini amat luas, dengan cara Engkau memberiku rezeki, kesempatan, kesehatan, kelancaran untuk berpetualang di tanah Jawa, yang menurutku itu sudah besar sekali, tapi ternyata setelah melihat di atlas dunia, itu bukan apa-apa.
Aku bersyukur aku bisa belajar dengan caraku sendiri, pemahamanku sendiri, dan aku nyaman dengan cara seperti ini. Aku akan terus belajar. Aku merasa ilmuku masih sangat sedikit. Aku akan terus melanjutkan petualangan ini. Terimakasih sudah memberiku banyak pelajaran berarti tentang kehidupan ini. Terimakasih, Engkau.
Minggu, 18 Mei 2014
Kamu tahu?
Aku tahu kamu tahu, tapi kamu menganggap itu semua tidak pernah terjadi.
Kamu tahu ada hari dimana aku ingin menghajar semua keparat itu, tapi kamu diamkan aku, sehingga itu tidak terjadi.
Kamu tahu ada saat dimana aku hampir menyerah, putus asa, ada hari buruk untuk semua orang bukan? Tapi kamu memberi aku semangat lewat sapaan "Gimana kuliahnya? Lancar kah?"
Kamu tahu saat aku berlebihan dalam kesenangan, kau ingatkan aku dengan omelanmu, bla.. bla.. bla.. , sesuatu yang sudah aku hapal mati.
Kita memang sudah jarang bertemu, setidaknya beberapa tahun belakangan, dan mungkin beberapa tahun kedepan.
Tapi kamu selalu tahu kapan saatnya untuk mengabariku dengan percakapan-tidak-lebih-dari-5-menit. Tahu kapan untuk memberikan aku ijin bertualang melihat keindahan Tuhan Maha Keren ini. Tahu kapan menjagaku dari batasan-batasan yang seharusnya tidak/belum sekarang untuk aku lewati.
Kita memang pernah berdiskusi dari malam sampai pagi, sering, tapi itu dulu. Sekarang, ya, aku mengerti keadaanmu. Tapi kamu selalu tahu kapan saat berdiskusi yang tepat, tanpa buang waktu, to-the-point.
Dan yang paling penting, kamu tahu kapan aku butuh pelukan. Sebuah pelukan yang membuat aku tidak usah bercerita lagi betapa rindu, bahagia, kecewa, sedih, senang, jatuh, marah, bangunnya aku.
Denganmu sebuah pelukan 10 detik bagaikan mesin waktu.
Sabtu, 03 Mei 2014
Sayap
Aku selalu berpikir bahwa pada hakikatnya manusia mempunyai sayap.
Manusia bisa menggunakan sayapnya untuk bisa terbang kemana saja.
Melihat keindahan yang diciptakan Tuhan.
Tapi, jika manusia mempunyai sayap sampai sekarang manusia akan congkak.
Manusia tidak mau berusaha.
Akan ada saatnya ketika kita akan mempunyai sayap lagi, kawan.
Ketika kita sudah lelah mengarungi dunia ini dan hinggap di tempat terakhir kita.
Rabu, 16 April 2014
Pembicaraan di tengah hujan gerimis.
Hujan. Banyak cerita dalam hujan.
Ya contohnya ini nih.
Menunggu identik dengan hujan. Bener gak?
Banyak orang beralasan telat karena nunggu hujan, gak bawa jas hujan. Meh.
Jadi, apa hubungan hujan dan menunggu dalam konteks ini?
Sembari menunggu hujan, aku berdiskusi tentang menunggu dengan temanku (cewek) inisial C.
Oke jangan berpikir yang aneh-aneh ya.
Menunggu.
Kenapa orang mau menunggu?
Karena ada sesuatu yang ditunggu?
Nope.
Karena gak bisa ngapa-ngapain lagi selain menunggu?
Nope. So?
Orang mau menunggu karena mereka sudah yakin dengan apa yang akan terjadi kedepannya, at least mereka sudah tahu siapa yang ditunggunya dan membawa 'nilai' apa dalam kehidupannya, padahal, kita semua tahu bahwa masa depan itu tidak ada yang bisa menjamin.
Menunggu itu bukan pekerjaan mudah, perlu kesabaran, ketekunan, kerja keras, bahkan bisa dibilang menunggu itu berjudi, mempertaruhkan waktu dan tenaga dan waktu itu tidak bisa ditarik kembali.
So? Menunggu itu mahal.
Apa pelajaran yang bisa kita dapat?
Dengan menunggu kita akan tahu siapa yang pantas mendapatkan hasil terbaik.
Dengan menunggu kita akan tahu siapa yang akan bertahan dalam tekanan.
Dengan menunggu kita akan tahu siapa yang bekerja keras siapa yang bermalas-malasan.
Dengan menunggu kita akan tahu siapa yang patut ditinggal.
Dengan menunggu kita akan tahu bahwa sesuatu yang kita tinggalkan untuk generasi kelak akan bermanfaat.
Dengan menunggu kita akan tahu siapa yang pergi dan siapa yang datang.
Dan, hei, menunggu itu membosankan.
(Thanks to C)
Selasa, 28 Januari 2014
The Bucket List
Ada yang tahu apa itu "Bucket List" ?
Okeh, Bucket List adalah kumpulan cita-cita atau impian atau apa saja yang ingin dikerjakan sebelum kita meninggalkan dunia ini. Bucket list setiap orang tentu berbeda, bukan?
Pertama kali tahu kata ini dari sebuah film yang berjudul The Bucket List. Intinya, 2 orang yang divonis mati karena sakit yang tidak bisa disembuhkan dalam 6 bulan kedepan malah membuat mereka menjadi semangat dalam menjalani hal ini.
Mereka pergi ke tempat mana saja yang mereka tulis di Bucket List mereka, contohnya : kebut-kebutan pakai mobil balap di sirkuit yang mereka sewa terus mereka balapan berdua.
Ada juga mereka skydiving dan masih banyak lagi, aku lupa.
Belajar dari mereka aku jadi sadar bahwa aku punya banyak mimpi pengen ke sini, pengen ke situ, mengunjungi tempat-tempat yang keren, tempat yang masih bisa dicapai selagi aku masih muda, tapi aku tidak pernah menuliskannya satu pun. Hanya dalam pikiran. Dan menurut film itu ini adalah hal yang salah.
Seharusnya kita menulis semua mimpi-mimpi kita, dan ketika satu sudah tercapai kita beri sebuah tanda centang diakhir kalimatnya, centreng.
Hal ini secara tidak langsung membuat kita semakin semangat dalam mengejar mimpi-mimpi kita.
Maka sejak hari itu aku mulai menuliskan mimpi-mimpi itu dalam sebuah buku catatan kecil. Aku menulisnya dengan perasaan ' ah masa bisa sih nanti ketempat ini' tetapi tetap menulisnya.
Buku itu sekarang sudah tidak ada, hilang tak berbekas, mungkin terselip entah dimana waktu pindahan dari Balikpapan ke Jakarta.
Yang jelas, aku masih ingat aku menulis apa saja disitu, karena termasuk tidak masuk akal dan agak aneh.
Seminggu yang lalu ngobrol sama temen tentang konsep Bucket List ini dan ternyata dia melakukan hal yang sama, kebetulan?
Jelas tidak, ini adalah tanda bahwa harusnya Bucket List ku harus ditambah, biar perginya bisa lebih jauh lagi.
Alhamdulillah, selama ini aku sudah lumayan merasakan berpetualang mengelilingi negeri ini. Tetapi ketika aku melihat peta Indonesia dan menandai tempat-tempat yang sudah pernah aku kunjungin ternyata masih sedikit.
Indonesia ternyata masih banyak yang belum kujelajahin. Apalagi dunia. Masih banyak pelajaran yang bisa kudapat dari sini, mumpung masih muda, tidak terlalu banyak hambatan kecuali keuangan, hehehe..
Tanpa sadar setelah bertahun-tahun setelah aku menulis berbagai kalimat di Bucket List tersebut ada beberapa yang sudah layak diberi centreng.
Aku ingin punya sebuah Bucket List yang membuat setiap orang membacanya menjadi terinspirasi. Melakukan perjalanan ke tempat yang keren, belajar bahasa tertentu, menguasi skill tertentu, mempunyai hubungan yang baik dengan orang yang disayang dan lain-lain.
Sekarang sudah saatnya aku mengisi kembali Bucket List yang sudah lama aku lupakan tapi tetap menuntunku ke arah yang aku tulis bertahun-tahun yang lalu.
Bucket List yang baru diharapkan bisa membawaku ke tempat yang keren dan tak pernah aku duga sebelumnya dimana aku bisa banyak belajar dan kalau bisa akan aku bagi disini.
Apakah ada kemungkinan kita sama-sama memberi centreng pada kalimat di Bucket List kita pada saat kita bertemu?
Percayakan saja pada keajaiban Bucket List.
Nb: Tulisan ini juga termasuk dalam Bucket List ku.
-F-
Senin, 13 Januari 2014
Touring Jawa Timur - Bali
Mengisi waktu libur Natal dan Tahun Baru kemarin kuisi dengan berpetualang ke Jawa Timur - Bali - Nusa Tenggara Barat. Agenda pertama adalah touring Jawa Timur - Bali bareng Papah dan teman kantornya. Karena sudah lama gak touring (kurang lebih 2 tahun) jadinya seneng banget. Bisa ngeliat pemandangan yang keren-keren lagi dan juga banyak dapet pengalaman dan juga dapat banyak teman.
Karena rutenya dimulai dari Surabaya maka aku yang notabene tinggal di Jakarta harus naik kereta dulu ke Surabaya. Jadi pada Kamis, 19 Desember 2013 jam 19.45 WIB setelah selesai kuliah aku bertolak ke Surabaya menggunakan kereta api Sembrani. Di kereta, seperti biasa, baca novel, dengerin musik, tidur, kebangun, makan, tidur lagi, sampe kemudian terbangun lagi, dan ngerasa aneh karena keretanya berhenti tapi gak di stasiun. Setelah keluar ternyata ada problem, karena penasaran aku turun dari kereta dan berjalan ke arah lokomotif yang dirubung banyak orang dan ternyata bantalan relnya ambles. Akibat ini kereta akhirnya harus menunggu sekitar 2 jam agar bantalan relnya bisa dipakai kembali. Kejadian ini terjadi di daerah mau masuk Cepu, persisnya dimana gak ngerti. Sejauh mata memandang kanan-kiri terhampar sawah semua, cantik.
Sunrise dari kereta. |
Sabtu, 21 Desember 2013
Setelah menyebrangi Jembatan Suramadu |
Jam menunjukkan pukul 12.00 WIB, saatnya mencari tempat makan dan juga istirahat. Posisi kami sekarang telah berada di kota Pasuruan dengan cuaca mendung-gerimis. Kami pun beristirahat, makan, ngopi, solat selama kurang lebih 1 jam. Jam 13.00 WIB kami bersiap melanjutkan kembali perjalanan, karena cuaca masih gerimis kami pun masih tetap menggunakan jas hujan kami.
Om Suraji |
Om Edi |
Sepanjang perjalanan kami melewati jalur Pantura. Kondisi jalanan cukup bagus. Memasuki daerah Probolinggo kita bisa melihat di sebelah kiri jalan terdapat PLTU Paiton. Just info : PLTU Paiton adalah PLTU dengan kapasitas terbesar se-Indonesia. PLTU ini menyokong listrik untuk wilayah Jawa dan Bali. Panjang PLTU ini kalo di Balikpapan mirip sama Jalan Minyak.
Om Dodo, melewati PLTU Paiton |
Setelah melewati PLTU Paiton kami beristirahat di SPBU Utama Raya yang terletak di daerah Situbondo. SPBU ini selain sebagai tempat mengisi bahan bakar ternyata juga ada hotel dan cottagenya, jadi kalo mau bobok disini pas capek juga bisa. Trus juga ada Mushola yang tergolong besar, kafetaria, minimarket, tempat parkir luas. Disini sebelum berangkat kami bertemu dengan Bro Galih dari RX King Bali, dia dalam perjalanan ke Bali tapi mau istirahat dulu, jadinya kita duluan dan berpisah.
Pelabuhan Ketapang |
The best touring partner : Papah |
Pelabuhan Ketapang |
Menyebrang antara Ketapang - Gilimanuk ternyata memasuki zona waktu yang berbeda, jam di handphoneku pun berubah secara otomatis. Sampai di Gilimanuk jam menunjukkan pukul 12.00 WITA.
Pelabuhan Gilimanuk |
Jam 15.00 WITA kami pun istirahat di daerah Tabanan. Susahnya disini adalah mencari rumah makan yang halal. Karena sepanjang jalan kami banyak melihat plang bertuliskan "Babi Guling". Setelah muter-muter akhirnya kami dapat juga rumah makan "Muslim 2" yang menunya adalah sate ayam/kambing/sapi serta sop buntut. Kami pun ishoma disitu.
Jam 16.00 WITA kami melanjutkan perjalanan kami dengan ditemani gerimis sampai kami tiba di Seminyak. Perjalan menuju hotel ribet, karena GPS yag kita pakai menunjukkan arah yang salah, resepsionis hotel juga memberikan arah yang membingungkan. Setelah tanya sana sini akhirnya kami menemukan hotel kami di daerah Seminyak. Kami tiba di hotel pas waktu maghrib. Setelah kami check in kami mandi dan istirahat sebentar.
Rencananya kami mau makan keluar tapi hujan masih deras, jadi kami memutuskan untuk memesan makan di hotel saja. Kira-kira jam 10 malam hujan reda, kami pun iseng untuk mencoba menyusuri jalan di sekitar Seminyak dengan berjalan kaki. Ternyata pegal juga. Setelah capek jalan-jalan kami pun kembali ke hotel dan istirahat.
Jalan-jalan di sekitar Seminyak |
Foto-foto |
Om Dodo |
Knowledge + Condition = Skill |
Akhirnya diputuskan kami akan menyewa mobil + supir untuk berkeliling. Daripada cuma diam saja di hotel, rugi, sudah jauh-jauh ke Bali. Kami berangkat jam 12.00 WITA. Rute pertama kami adalah ke GWK, jaraknya tidak terlalu jauh, tapi macetnya membuat waktu tempuh kami menjadi 2 jam. Sampai di GWK jam 14.00 WITA, kami pun makan dulu kemudian baru jalan-jalan di sekitar GWK dan foto-foto.
Gerbang GWK |
Om Jun-Papah-Om Dodo-Om Suraji-Om Edi |
Di depan patung Wisnu |
Om Dodo |
Om Suraji dan Om Jun |
Foto-foto dulu |
Bersama maket GWK |
Berlima |
Setelah puas jalan-jalan dan foto-foto kami pun meninggalkan GWK pada pukul 15.00 WITA. Kemudian kita minta kepada pak supir untuk lewat jalan tol yang baru diresmikan Pak Presiden baru-baru ini. Nama jalan tol ini adalah Mandara. Jalan tol ini menghubungkan Tanjung Benoa-Bandara Ngurah Rai-Nusa Dua.
Gerbang Tol Mandara |
Setelah itu kami mampir Denpasar untuk belanja oleh-oleh. Karena acara kita besok adalah kembali ke Jawa Timur tapi lewat jalur utara Pulau Bali. Setelah belanja oleh-oleh kami pun kembali ke hotel. Jam 8 malam kami pun keluar untuk cari makan di sekitar jalan Seminyak sekalian jalan-jalan lagi. Jam 10 malam kami pun kembali ke hotel untuk beristirahat.
Rabu, 25 Desember 2013
Hari ini adalah hari terakhir kami touring bersama. Aku dan Papah akan ikut sampai Pelabuhan Gilimanuk kemudian kami akan berpisah, aku dan Papah akan kembali ke Seminyak dan yang lain akan melanjutkan touring menyusuri Jawa Timur melalui jalur selatan.
Pukul 8.30 kami berangkat dari Seminyak. Alhamdulillah, cuaca sangat cerah hari itu dan semua perlengkapan kami sudah kering, jadi lebih nyaman digunakan. Rute kami hari ini adalah menuju ke arah utara Pulau Bali kemudian Menyusuri pesisir utara pulau kemudian ke arah barat untuk bisa ke Pelabuhan Gilimanuk lagi.
Tujuan pertama kita adalah Gunung Batur di Kintamani. Selama perjalanan kami melewati daerah Ubud. Suasananya tenang, sejuk, dan kita terus mendaki gunung, walaupun tidak terlalu curam tapi konstan. Pemandangan hanya berupa sawah di kanan kiri jalan. Kami tiba di Kintamani sekitar jam 12.00 WITA. Kami pun beristirahat dan makan siang di salah satu rumah makan yang viewnya menghadap Gunung Batur dan Danau Kintamani.
Gunung Batur dan Danau Kintamani |
Papah |
Foto makan bersama pertama dan terakhir |
Setelah makan dan beristirahat di Kintamani kami pun melanjutkan perjalanan. Sepanjang perjalanan dari Kintamani ke arah Buleleng kami disuguhi pemandangan yang keren. Sawah terasering di kaki bukit dan ada view yang menghadap ke pantai yang terlihat di kejauhan, cantik!
Sunset |
Setelah itu kami pun langsung tancap gas menuju Seminyak. Di tengah perjalanan seperti akan ada hujan besar, jadi kami berhenti sebentar dan memakai jas hujan. Dan benar ternyata hujan lagi. Sampai di Tabanan kami makan lagi di rumah makan Muslim, tapi kali ini menunya beragam ada soto, nasi campur, dan banyak lagi. Kami berdua makan dan istirahat sebentar di situ.