Minggu, 18 Mei 2014

Kamu tahu?

Aku tahu kamu tahu, tapi kamu menganggap itu semua tidak pernah terjadi.

Kamu tahu ada hari dimana aku ingin menghajar semua keparat itu, tapi kamu diamkan aku, sehingga itu tidak terjadi.

Kamu tahu ada saat dimana aku hampir menyerah, putus asa, ada hari buruk untuk semua orang bukan? Tapi kamu memberi aku semangat lewat sapaan "Gimana kuliahnya? Lancar kah?"

Kamu tahu saat aku berlebihan dalam kesenangan, kau ingatkan aku dengan omelanmu, bla.. bla.. bla.. , sesuatu yang sudah aku hapal mati.

Kita memang sudah jarang bertemu, setidaknya beberapa tahun belakangan, dan mungkin beberapa tahun kedepan.

Tapi kamu selalu tahu kapan saatnya untuk mengabariku dengan percakapan-tidak-lebih-dari-5-menit. Tahu kapan untuk memberikan aku ijin bertualang melihat keindahan Tuhan Maha Keren ini. Tahu kapan menjagaku dari batasan-batasan yang seharusnya tidak/belum sekarang untuk aku lewati.

Kita memang pernah berdiskusi dari malam sampai pagi, sering, tapi itu dulu. Sekarang, ya, aku mengerti keadaanmu. Tapi kamu selalu tahu kapan saat berdiskusi yang tepat, tanpa buang waktu, to-the-point.

Dan yang paling penting, kamu tahu kapan aku butuh pelukan. Sebuah pelukan yang membuat aku tidak usah bercerita lagi betapa rindu, bahagia, kecewa, sedih, senang, jatuh, marah, bangunnya aku.

Denganmu sebuah pelukan 10 detik bagaikan mesin waktu.

Sabtu, 03 Mei 2014

Sayap

Aku selalu berpikir bahwa pada hakikatnya manusia mempunyai sayap.
Manusia bisa menggunakan sayapnya untuk bisa terbang kemana saja.
Melihat keindahan yang diciptakan Tuhan.

Tapi, jika manusia mempunyai sayap sampai sekarang manusia akan congkak.
Manusia tidak mau berusaha.

Akan ada saatnya ketika kita akan mempunyai sayap lagi, kawan.
Ketika kita sudah lelah mengarungi dunia ini dan hinggap di tempat terakhir kita.