Rabu, 16 April 2014

Pembicaraan di tengah hujan gerimis.

Hujan. Banyak cerita dalam hujan.
Ya contohnya ini nih.

Menunggu identik dengan hujan. Bener gak?
Banyak orang beralasan telat karena nunggu hujan, gak bawa jas hujan. Meh.

Jadi, apa hubungan hujan dan menunggu dalam konteks ini?
Sembari menunggu hujan, aku berdiskusi tentang menunggu dengan temanku (cewek) inisial C.

Oke jangan berpikir yang aneh-aneh ya.

Menunggu.
Kenapa orang mau menunggu?
Karena ada sesuatu yang ditunggu?
Nope.
Karena gak bisa ngapa-ngapain lagi selain menunggu?
Nope. So?

Orang mau menunggu karena mereka sudah yakin dengan apa yang akan terjadi kedepannya, at least mereka sudah tahu siapa yang ditunggunya dan membawa 'nilai' apa dalam kehidupannya, padahal, kita semua tahu bahwa masa depan itu tidak ada yang bisa menjamin.

Menunggu itu bukan pekerjaan mudah, perlu kesabaran, ketekunan, kerja keras, bahkan bisa dibilang menunggu itu berjudi, mempertaruhkan waktu dan tenaga dan waktu itu tidak bisa ditarik kembali.

So? Menunggu itu mahal.

Apa pelajaran yang bisa kita dapat?
Dengan menunggu kita akan tahu siapa yang pantas mendapatkan hasil terbaik.
Dengan menunggu kita akan tahu siapa yang akan bertahan dalam tekanan.
Dengan menunggu kita akan tahu siapa yang bekerja keras siapa yang bermalas-malasan.
Dengan menunggu kita akan tahu siapa yang patut ditinggal.
Dengan menunggu kita akan tahu bahwa sesuatu yang kita tinggalkan untuk generasi kelak akan bermanfaat.
Dengan menunggu kita akan tahu siapa yang pergi dan siapa yang datang.

Dan, hei, menunggu itu membosankan.

(Thanks to C)